Tahukah Anda? Kehidupan kita sehari-hari sudah melekat dengan bantuan artificial intelligence. Hal ini tidak terkecuali artificial intelligence dalam bisnis yang penggunaannya kian inovatif.

Kecerdasan buatan sanggup membaca preferensi saat memakai media sosial sehingga memunculkan konten yang kemungkinan kita sukai. Apple Inc membuat Siri, asisten suara virtual, dapat menanggapi pertanyaan penggunanya, hingga memberikan saran restoran terdekat, misalnya.

Definisi artificial intelligence dan sejarahnya

Artificial Intelligence dalam Bisnis

Sebagai bagian dari ilmu komputer, artificial intelligence terkait dengan membangun mesin pintar yang sanggup mengumpulkan dan mengolah beragam jenis data. Hasilnya akan membantu manusia dalam menyelesaikan tugas mereka.

Untuk menjadi secekatan sekarang, perjalanan AI tidaklah terjadi dalam satu malam. Sudah sejak ke-20, istilah ini sudah mencuat dalam berbagai riset dan film bergenre fantasi. Sudah menjadi impian manusia jauh hari untuk menemukan mesin yang bisa melakukan banyak hal yang tidak terduga.

Atanasoff Berry Computer (ABC) pertama kali memprakarsai pembuatan otak elektronik pada 1940. Dari ide sederhana itulah, ilmuwan terpacu untuk membuatnya.

Keseriusan menggarap munculnya AI datang terinspirasi dari Alan Turing. Pada 1950, ahli matematika ini menuangkan tulisan berjudul Computing Machinery and Intelligence. Dalam buku tersebut, pertanyaan kontroversialnya muncul: ”Jika manusia mampu menyelesaikan masalah dan membuat keputusan berdasarkan informasi dan tatanan yang tersedia, mengapa mesin tidak bisa melakukan hal yang sama?” Itulah pertanyaan fenomenal yang melecut semangat pengembangan AI bertahun-tahun setelahnya.

Pada 1956, istilah artificial intelligence pertama kali muncul dalam program AI Darthmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence (DSRPAI) kepunyaan John McCarthy. Sayangnya, proyek tersebut terhenti akibat kendala biaya.

Barulah pada 1960 perkembangan AI berlanjut. Momentum ini berbarengan dengan kemampuan komputer yang jauh lebih cepat dan lebih baik dalam menampung informasi.

STUDENT, yang merupakan Natural Language Processing (NLP), menjadi model AI pertama yang bisa memecahkan permasalahan aljabar. Inilah tonggak sejarah AI bermula.

Berikutnya, ada ELIZA, chatbox pertama sebelum lahirnya Siri dan Alexa. Jepang tidak mau ketinggalan dengan WABOT-1, robot pintar yang bisa bergerak, melihat, dan berbicara.

Perjalanan AI sempat menemui kendala hingga berhenti berkembang selama hampir dua dekade. Barulah pada 1997, AI kembali menemukan momentumnya ketika IBM mengeluarkan mesin Deep Blue yang sanggup mengalahkan pemain catur top Garry Kasparov.

Pada tahun yang sama, Windows menggunakan speech recognition software pada Dragon Systems. Setahun berikutnya, Dave Hampton dan Caleb membuat binatang robot mainan anak-anak. SONY meluncurkan Artificial Intelligence RoBOt (AIBO), yang merupakan robot anjing yang bisa bersosialisasi dengan dunia luar.

Artificial intelligence benar-benar semakin tidak terbendung inovasinya memasuki abad ke-21. Pemakaiannya merambah berbagai sendi kehidupan, mulai dari industri besar hingga ke kalangan individual. Dalam artikel ini kami akan memfokuskan pembahasan pada artificial intelligence dalam bisnis.

Baca juga: Kenali Apa itu Intelligent Automation dan Manfaatnya Untuk Bisnis

Contoh pemakaian artificial intelligence dalam bisnis

Kemampuan kecerdasan buatan banyak dimanfaatkan oleh berbagai jenis industri. Berikut di antaranya:

1. Bidang pemasaran

Melalui algoritma, kecerdasan buatan membantu dalam membaca kebiasaan pengguna di Internet. Hasilnya, pemasar dapat memperoleh informasi berupa jenis produk atau jasa yang bisa lebih memenuhi kebutuhan target pasar. Pengiklan juga bisa memanfaatkan data demografi target konsumen sebagai aspek lokasi beriklan yang tepat. Untuk memperbaiki layanan ke konsumen, kecerdasan buatan akan memfasilitasi chatbox untuk menanggapi pengunjung website. Kesemuanya dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi pemasaran.

2. Bidang penjualan

Keahlian kecerdasan buatan sangat penting untuk memperkirakan penjualan, kebutuhan konsumen, hingga memperbaiki pola interaksi dengan konsumen. Caranya, mesin AI akan membantu tenaga penjualan profesional mengetahui kebutuhan calon konsumen. Dengan demikian, barang atau jasa akan lebih berpotensi laku keras sebab semakin mendekati dengan kebutuhan konsumen.

3. Bidang Riset dan Pengembangan

Lahir dari serangkaian riset, AI tentu saja menjadi alat yang tepat untuk meneliti dan mengembangkan produk dan layanan pada banyak sektor. Contohnya adalah sektor kesehatan, farmasi, keuangan, otomotif, dan lainnya. Cara kerjanya, AI akan mengumpulkan informasi secara tepat, memberikan solusi dari yang diteliti dan ilmuwan akan mendapatkan bahan untuk mengembangkan jasa atau produk mereka.

4. Bidang Manufaktur

Industri manufaktur yang memakai AI akan terbantu dalam hal mengecek rantai pasokan hingga inventaris di toko-toko. Tidak hanya memastikan dari segi jumlah, mesin AI bahkan juga mengecek kualitas pada fasilitasnya. AI bisa dilibatkan dalam proses kontrol kualitas. Dengan pengecekan berbasis AI, stok produk akan selalu tersedia untuk memenuhi permintaan. Produksi lebih terjaga agar bisa sesuai dengan jadwal produksi.

5. Bidang perbankan dan keuangan

Artificial intelligence dalam bisnis terdapat dalam sektor perbankan dan keuangan. Mesin AI secara otomatis bisa melakukan entry data terkait nasabah sehingga staf manusia dapat berfokus pada tugas yang lainnya. Potensi kesalahan akan lebih ditekan jika memakai AI. Mesin AI juga membantu dalam memberikan layanan keuangan yang lebih baik ke nasabah. Sebagai contoh, adanya pesan pengantar ketika nasabah menghubungi pusat layanan nasabah melalui aplikasi chatting gratis. Hal semacam ini akan membuat nasabah lebih nyaman dan merasa lebih enak dalam menyampaikan keluhan atau menanyakan sesuatu.

6. Bidang fashion

Artificial intelligence dalam bisnis pernah dilakukan oleh Burberry, salah satu brand fashion mewah. Produsen ini memakai mesin AI untuk meningkatkan pengalaman konsumen. Caranya, mesin AI mengumpulkan data pelanggan. Kemudian, Burberry memasukkan pelanggan tersebut ke dalam daftar peserta program loyalitas. Contoh layanan ekstra ke mereka berupa pemberian rekomendasi belanja dan penghargaan khusus.

7. Bidang hiburan

Suka mendengarkan Spotify atau menonton Netflix? Kemudahan dalam mendengarkan musik atau lagu favorit adalah berkat kerja kecerdasan buatan. Dari kebiasaan kita, AI dapat memberikan rekomendasi yang sesuai selera sehingga dijamin makin betah memakai aplikasi tersebut.

Baca juga: Artificial Intelligence Bisa Diterapkan dalam Bidang Pendidikan ?

Itulah tujuh jenis industri yang menggunakan kecerdasan buatan. Masih banyak industri lainnya yang memakai kecerdasan buatan dan terus mengembangkannya. Manfaat AI yang paling terasa bagi dunia industri adalah sanggup menghemat biaya operasional, lebih cepat dalam mengerjakan tugas dan lebih akurat dalam memasukkan dan mengolah data. Dari segi bisnis, tentunya keunggulan tersebut berdampak besar pada biaya operasional secara keseluruhan dan keuntungan pada akhir tahun produksi. Dari sisi konsumen atau pengguna akhir, layanan menjadi lebih baik dan kita dapat menikmati kemudahan dan kecepatan transaksi. Waktu kita yang berharga dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.


Tertarik untuk memulai bisnis vending mesin dan IoT? Monster Mac siap membantu kebutuhanmu !